Senin, 04 Februari 2013

Main Tebak Nasib



Kita main tesib (tebak nasib) aja nyokk:D
*tangl lahir elu
1.Di peluk
2.Di tembak
3.Di musuhin
4.Di cium
5.Di kawinin
6.Dicuekin
7.Dimalu"in
8.Di lamar
9.Di telanjangi
10.Di beri hadiah
12.Di sayang
13.Di aniyaya
14.Di marahin
15.Di suapin
16.Di belai mesra
Dll.di buang
*buln lahir elu
1.Vino G bastian
2.Ariel
3.Sule
4.Ajis gagap
5.Nikita mirzani
6.Eza gionino
7.Dimas angara
8.Luna maya
9.Dicky smash
10.Bisma smash
11.Yuni shara
12.Mak.erot
Tahun lahir kalian (1 anggka trakir dri blakang)
0.Di hotel
1.Di kamar
2.Di taman
3.Di kuburan
4.Di sawah
5.Di kali
6.Di pasar
7.Di korea
8.Di hutan
9.Di new york
Di jawab jujur yaa member kecee;;)

Bersyukur



HIDUP BERSYUKUR
     Manusia umumnya bersyukur jika ia berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan, banggakan, atau mengalami hal-hal yang menyenangkan. Namun, bnyak orang mengtakan bahwa hidup adalah beban, biasanya orang yang mengatakan hidup itu beban adalah orang yang tidak mempunyai pengharapan dan sukacita di dalam TUHAN. Tetapi, didalam TUHAN hidup bukanlah beban, melainkan anugrah yang diberikan ALLAH kepada kita secara cuma-cuma, maka kita sebagai ciptaan-Nya seharusnya tidak bersungut-sungut melainkan harus selal mengucap syukur kepada ALLAH karna IA begitu baik kepada kita walaupun kita sering kali membuat ALLAH kita kecewa melalui sifat dan perbuatan kita yang sia-sia yang tidak akan dapat membawa kita untuk mendapatkan sukacita melainkan akan menumbuhkan akar kepahitan dalam hidup kita.

Ayah



Arti ayah di kehidupan kamu

Bagi seorang yang sudah dewasa yang jauh dari orangtuanya, akan sering merasa kangen dengan mamanya.

Bagaimana dengan ayah?

Mungkin karena mama lebih sering telepon kamu untuk menanyakan keadaan kamu

Tapi, tahukah kamu?
ternyata ayah yang telah mengingatkan mama untuk menelepon kamu

Saat kecil,
Mama yang sering mendongeng
Tapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah, beliau selalu menanyakan pada mama apa yang kamu lakukan seharian

Saat kamu sakit batuk/pilek,
Ayah kadang membentak "sudah dibilang! Jangan minus es!"
Tapi tahukah kamu bahwa ayah khawatir

Ketika kamu remaja,
Kamu menuntut untuk dapat izin keluar malam
Ayah dengan tegas berkata, "Tidak boleh!"
Sadarkah kamu bahwa ayah hanya ingin menjaga kamu?
Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kamu bisa lebih dipercaya,
Ayah pun melonggarkan peraturannya
Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa dan harus kuliah di kota lain,
Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memeluk kamu dan ayah sangat ingin menangis.

Di saat kamu memerlukan ini-itu untuk keperluan kuliah kamu, ayah hanya mengernyitkan dahi tapi tanpa menolak, beliau memenuhinya

Saat kamu wisuda,
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu
Ayah akan tersenyum dan bangga

Sampai teman pasangan kamu datang
Untuk meminta izin mengambil kamu dari ayah,
Ayah akan sangat berhati-hati dalam memberi izin

Dan akhirnya
Saat ayah melihat kamu duduk di pelaminan bersama orang yang pantas, ayah tersenyum bahagia

Apakah kamu tahu?
Ayah sempat pergi ke belakang dan menangis

Ayah menangis karena menangis bahagia

Semoga putra/i kecilku berbahagia bersama pasangannya

Setelah itu, ayah hanya bisa menunggu kedatangan kamu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguknya dengan rambut yang memutih dan badan yang tak kuat lagi untuk menjaga kamu lagi

Aku
Ayah

Persahabatan

Persahabatan Bagai Kepompong

Beberapa waktu lalu ada sebuah lagu yang menjadi populer baik dari kalangan anak-anak hingga orangtua. Referent lyric lagu tersebut berkata seperti ini:

Persahabatan bagai kepompongRata Penuh
Mengubah ulat menjadi kupu kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan

Dalam Alkitab, persahabatan merupakan tingkat hubungan yang tertinggi. Abraham mendapat sebuah kehormatan dengan disebut sebagai "Sahabat Allah" (Yakobus 2:23b). Selain itu, Daud dikatakan sebagai seorang yang berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:14), ini adalah salah satu cara mengatakan bahwa Daud adalah seorang sahabatNya.

Yesus menyebut murid-muridNya adalah sahabatNya, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15).

Banyak hubungan suami istri tidak mencapai hingga hubungan yang sejati, karena mereka tidak bisa menjadi seorang sahabat. Hubungan persahabatan lebih dari hubungan asmara. Karena hanya melihat hubungan suami istri sebagai sebuah hubungan asmaraa akibatnya mereka hanya membangun hubungannya sampai di permukaan saja.

Pernikahan adalah perjalanan seumur hidup menuju keintiman, tetapi juga menuju persahabatan. Seorang suami istri harus bisa menjadi sahabat baik satu sama lain. Siapakah yang lebih mengenal diri kita selain sahabat kita? Terkadang seorang sahabat akan berbagi banyak hal yang tidak pernah dibicarakan dengan keluarganya. Untuk itulah suami istri harus menjadi sahabat, karena mereka tidak boleh merahasiakan sesuatu satu sama lain.

Seorang sahabat menerima satu sama lain, baik dengan kelebihannya maupun kekurangannya. Mereka saling berbagi, baik di hari-hari yang indah maupun saat-saat duka. Kualitas inilah yang memisahkan seorang teman biasa dan seorang sahabat.
Banyak pasangan suami istri sulit menjadi seorang sahabat bagi satu sama lain, mereka lebih mudah menjadi seorang "hamba" dari pada seorang sahabat. Bahkan terkadang, mereka lebih mirip kakak dan adik dari pada seorang sahabat.

Dalam Alkitab, persahabatan dan kasih adalah dua hal yang tak terpisahkan. "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" (Amsal 17:17). Persahabatan adalah sebuah alat untuk melebur pasangan suami istri menjadi satu kesatuan yang indah. Tidak ada hubungan lain di bumi ini yang sedekat dengan gambaran pernikahan, karena pernikahan adalah gambaran yang ideal yang Allah inginkan sebagai hubungan antara diriNya dengan manusia. Untuk itu, persahabatan adalah sebuah hal yang penting untuk membuat sebuah pernikahan berhasil. Jadilah seorang sahabat sejati bagi pasangan Anda, dan ijinkan dunia melihat bahwa Allah hadir dalam pernikahan kalian.

Pengharapan yang Indah

Mengapa Kita Tidak Bahagia?
 
Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 89; Lukas 10; 2 Raja-raja 22-23

Ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-75, majalah Forbes mengundang para ilmuwan dari berbagai bidang dan dari berbagai penjuru dunia untuk menjawab satu pertanyaan utama: "Mengapa kita begitu tidak bahagia?" Menarik sekali karena para ilmuwan ini semuanya setuju pada satu alasan utama: "Kita menjadi orang-orang yang bermasalah karena kita tidak punya pegangan dalam bidang moral dan spiritual."

Dalam bukunya "Can Man Live Without God?" apologet Ravi Zacharia mengatakan bahwa isu tentang rasa sakit dan penderitan menjadi sangat populer dan menjadi hal besar karena orang-orang telah kehilangan pegangan moral dan spiritual. Rasa sakit kita diperkuat oleh harapan naif bahwa semuanya itu akan bisa dihilangkan atau dibereskan oleh kemajuan ilmu pengetahuan.

Ahli matematika Blaise Pascal mengatakan di dalam hidup manusia ada satu lubang yang hanya bisa diisi oleh ukuran Allah saja. Tidak ada hal lain yang bisa mengisinya, termasuk ilmu pengetahuan, materi yang berlimpah, kesempatan karir, atau keluarga yang luar biasa. Manusia memang diciptakan untuk sebuah hubungan dengan Allah. Ketika relasi dengan Allah menjadi yang terutama dalam hidup kita, maka segala penderitaan akan menjadi tertanggungkan karena ada makna dan harapan di baliknya.

Apakah beban dan penderitaan Anda hari-hari ini? Berfokuslah pada Allah, maka Anda akan mengalami kebahagiaan (sukacita) yang sejati dan seperti janjiNya, "...semuanya itu (yang Anda butuhkan) akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Bersediakah menjadikan Allah sebagai fokus utama kita pada hari ini?